KONTEN BLOG

Info kegiatan, acara, dan wacana yang berkembang di Lingkup BEM STAIN Kudus, serta Opini dan Profil sejumlah aktivis kampus.

Kamis, 08 April 2010

AHMAD NASIKUN : BERUNTUNG IKUT ORGANISASI KEMAHASISWAAN


“Jika tidak ada kesibukan yang mengikat ikutlah organisasi yang ada” itulah salah satu petikan jawaban seorang mahasiswa Jurusan Tarbiyah Prodi PAI ketika diwawancarai tim redaksi Buletin Transformasi belum lama ini. Ahmad Nasikun, Mahasiswa semester enam (VI) ini, sekarang menjabat sebagai Sekjen II BEM STAIN Kudus.

Alumni Madrasah Raudlatul Ulum Guyangan Pati ini berpendapat bahwa mengikuti organisasi yang ada di intra kampus atau di ekstra kampus baginya mempunyai manfaat dan keuntungan tersendiri. Salah satunya menurut mantan Pengurus LDK 2009 ini adalah dapat menambah ilmu dan pengalaman.”Tidak selamanya ilmu didapat hanya di dunia akademik, karena di luar itu juga bisa” tutur mahasiswa asal Pati ini.

Wujud aktivitasnya di kancah organisasi kampus dibuktikan dengan keiikutsertaannya di berbagai Organanisasi kemahasiswaan di intra maupun Ekstra kampus. Pengalaman organisasinya dimulai pada tahun 2006 ketika dia ditunjuk menjadi Ketua Ikatan Santri Tambakromo / BIFOSTA. Selanjutnya pada tahun 2007 dia bergabung dan menjadi kader di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Kudus. Tidak cukup di ranah tersebut, dia mulai mengikuti di UKM Pengembangan Bakat LDK dan menjadi pengurus di OK intra kampus tersebut pada tahun 2008.

Merasa belum puas dengan sumbangsihnya terhadap Organisasi tersebut, dia mengepakan sayap berorganisasinya hingga pada tahun 2009, akhirnya dia diamanati menjadi Ketua Ikatan Alumni Madrasah Raudlatul Ulum (IKAMARU) cabang Kudus. Berkat keuletannya tersebut Ketua BEM periode 2010, Suparwi, mengajaknya untuk bersama-sama berjuang dan berkomitmen di kepengurusan BEM 2010. Dia dipercayai untuk menduduki Sekjen II BEM 2010.

Cowok kelahiran Pati, 2 Oktober 1988 ini mengaku sangat gandrung dengan makanan nasi goreng samplong khas Gabus. “Aku kalau pulang pasti ta’sempatkan buat makan Nasgor Favoritku ini“ tambahnya disertai dengan canda khasnya. Tak heran ketika ditanya tentang motto hidupnya, dia menjawab enteng “Eat to life and life to eat”. Menurutnya, motto hidup tadi bukan semata-mata hanya suka makan. Karena baginya semua kegiatan manusia selain tujuannya untuk Ibadah juga untuk mencari sesuap nasi. Selain nasgor samplong, dia juga hobi dengan bakso serta minum air murni dari kendi.

Riwayat Pendidikan mahasiswa penggila sepak bola ini dimulai dari SDN Tambah Agung 2, dan kemudian dilanjutkan di Mts. Abadiyah Kuryokalangan. Setelah lulus MTs., cowok yang hoby Jalan-jalan plus jajan ini kemudian hijrah ke Guyangan dan berguru di Yayasan Perguruan Roudlotul ulum (YPRU). Karena cita-citanya yang kuat untuk menjadi Guru semenjak kelas 4 SD, Mas nasikun ini memutuskan untuk meneruskan hingga ke perguruan tinggi. Tepatnya di STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI

Pengalaman menarik pernah dia dapatkan ketika Workshop Teater Gerak II PMII, pada waktu itu dia berakting menjadi Pengemis di pasar Dawe dan mendapatkan uang Rp.2.700,- dari hasil mengemisnya. Katanya banyak orang yang menganggap dia pengemis beneran ketika melihat Wajah dan pakaiannya begitu carut marut. Akan tetapi dari kegiatan tersebut, dia (Nasikun) mengaku banyak sekali ilmu dan pengalaman sangat berharga yang didapatnya. Pelajaran tentang arti hidup, memahami perasaan dan keadaan orang miskin, dan sebagainya.

Dari ulasan seorang aktivis diatas, setidaknya dapat kita ambil beberapa point hikmah, diantaranya tentang pentingnya berorganisasi. Bahwa organisasi bukanlah sebagai penghambat kuliah, bukan hanya sebagai pengisi waktu luang. Akan tetapi dalam organisasi, kita dapat berproses menuju kedewasaan, penambah ilmu, wawasan, serta pengalaman. Dan tentunya mencetak manusia yang cerdas interpersonal agar nantinya siap terjun di masyarakat pada umumnya.

0 komentar:

Posting Komentar